Cerpen Berjudul : Si Paling Nunjuk-Nunjuk


Karya : Komang Galang Aris Kusuma

    Aku Arisuma bersekolah di stemsi. Saat ini ada pelajaran desain grafis dan guru belum datang. Teman disamping menyuruhku untuk membangunkanya jikalau guru sudah datang tapi lama kelamaan aku juga ikut mengantuk dan tertidur. Saat aku terbagun di depan mataku sudah ada guru dengan senyuman manis menatapku dengan tajam. Setelah itu kami berdua dihukum untuk membersihkan kelas saat pulang sekolah nanti karena tidur-tiduran.

    Setelah selesai guru memberikan materi guru pun menulis pertanyaan dipapan. semua orang tegang karena takut ditunjuk oleh guru.

    Aku yang paling takut ditunjuk sangat merasa deg-degan sampai keluar keringat dingin. teman sekelasku tahu bahwa setiap aku maju kedepan, tangan dan kakiku pasti gemeteran dan itu membuat mereka terhibur.

    "Anak-anak siapa yang mau menjawab pertanyaan bapak dipapan?" kata guru sambil melihat-lihat muridnya. teman-teman sekelasku pada nunjuk kearahku untuk mengerjakan soal itu.

    Mungkin karena aku sudah tercap jelek oleh guru itu pada akhirnya aku pun dipanggil untuk mengerjakan soal kedepan.

    Melihat soal yang begitu susah aku sangat kebingungan didepan,tanganku gemeteran karena takut salah menjawab.

    "Ris itu tanganmu kedinginan ya? kok gemeteran gitu?" ejekan dari salah satu teman sekelas dan yang lainnya ketawa.

    Di depan guru membisikkan gambaran seperti apa soal tersebut dengan suara yang sangat kecil. Aku pun menyusun kata dan langsung menjawab pertanyaan yang ada di papan dengan isi pikiranku saja.

    Untung saja jawabannya dibenarkan oleh guru dan diberi nilai karena sudah maju kedepan.

    Setelah itu guru memberitahu sesuatu bahwa kita jangan takut salah kalau sudah merasa benar dan harus tetap selalu percaya diri.

    Setelah mata pelajaran desain grafis berikutnya adalah pelajaran matematika yang merupakan mata pelajaran yang paling aku tidak suka. Karena setiap pelajaran matematika entah kenapa kepalaku tiba-tiba pusing.

    Saat guru menjelaskan materi di papan tulis, aku sudah berusaha untuk memahami materinya, tetapi hanya sedikit yang bisa aku pahami dari penjelaskan guru di depan.

    Setelah selesai guru menjelaskan materi,guru pun bertanya kepada murid-muridnya... "Apakah ada yang kalian belum pahami?" ucap guru. 

    Aku pun angkat tangan karena ada beberapa langkah yang belum aku pahami. Setelah itu aku di suruh maju ke depan untuk menunjukkan yang mana saja yang belum dipahami.

    Aku pun menunjuk beberapa langkah sambil bertanya... "bagaimana cara menyelesaikan yang ini bu? kok bisa jadi segini hasilnya?". Pertanyaanku kepada guru. guru pun menjelaskan cara menyelesaikan langkah yang belum aku pahami itu sampai aku menjadi paham, walaupun tidak terlalu mahir karena masih belum hafal dengan rumusnya.

    Setelah itu guru membuat beberapa soal dipapan...

    "Anak-anak siapa yang mau menjawab soal dipapan?, maju kedepan!" Ujar guru. Aku tidak berani kedepan, karena soal yang di buat guru begitu susah.Kemudian ada dua teman sekelasku yang nunjuk-nunjuk aku untuk maju ke depan.

    Setelah mereka nunjuk-nunjuk, mereka berdua berdua yang malah di suruh maju kedepan oleh guru untuk mengerjakan soalnya,karena guru tidak suka dengan hal seperti itu. Mereka berdua kebingungan sambil menggaruk-garuk kepala beberapa kali di depan karena tidak bisa menjawab.

    "Gimana..? Kok lama sekali jawabnya..?. kata guru kepada dua murid itu. Mereka berdua hanya diam saja karena tidak bisa menyelesaikan apa-apa. 

    Setelah itu guru pun memberitahu sesuatu kepada murid-muridnya untuk tidak boleh menunjuk-nunjuk teman karena yang guru mau adalah murid yang memang sudah siap untuk kedepan dan berani mencoba agar murid-muridnya tidak gugup saat di depan.

    Aku pun berani maju untuk mencoba menyelesaikan soal di papan dengan percaya diri sampai tanganku sudah tidak gemeteran lagi sampai seterusnya.

Komentar